Selasa, 26 November 2013

HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN


Nama            : Netrin Anin dan Marinda Pardede
Semester        : V (Lima)
Mata Kuliah        : Teknologi dan Media Pembelajaran PAK
Dosen            : Dr. Yonas Muanley, M.Th


HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN


A.    PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, media pembelajaran sebenarnya bukan hal yang baru. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses pembelajaran.
    Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.  Ciri-ciri sesuatu dikatakan sebagai hasil belajar yakni Sifatnya disadari, diperoleh melalui proses, belajar memerlukan interaksi. Karena belajar membutuhkan interaksi maka ini menunjukan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi (penyampaian pesan). Komunikasi adalah system yang di dalamnya terdapat komunikan, komunikator, channel, massage, feed back serta noise/ barrier.
Pembelajaran dikatakan sebagai system karena di dalamnya terdapat komponen yang saling berkait seperti tujuan, materi, metode, media, dll. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunannya. Setelah itu guru menentukan alat dan mengadakan evaluasi.

B.  PEMBAHASAN
1.    Pengertian Media Pembelajaran
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Banyak batasan tentang media, Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagai medium (Gagne, et al., 1988) atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media. Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Criticos, 1996; Gagne, et al., 1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran.
Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
2.    Ciri-Ciri Media Pembelajaran
    Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya. Adapun, ciri-tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a)    Ciri Fiksatif (Fixative Property)
    Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu objek atau peristiwa. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransformasikan tanpa mengenal waktu.
    Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pengajaran. Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam atau diatur untuk kemudian direproduksi berapa kali pun saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perseorangan maupun secara kelompok. (Azhar, 1995:12)
b)    Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
    Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Selain itu juga dapat diperlambat pada saatnya menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.
c)    Ciri Distributif (Distributive Property)
    Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio dan lain-lain dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam dalam format apa saja ia dapat diproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
3.      Fungsi Dan Manfaat Media Pembelajaran
Levie an lentz mengemukakan empat funsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
    Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks pelajaran.
    Fungsi afektif  media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks yang bergambar.
    Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
    Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penilitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks  membantu siswa yang lemah dalam mebaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
    Menurut Edgar Dale, pengetahuan akan semakin abstrak bila pesan hanya disampaikan secara verbal. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa tahu maknanya.
Secara umum media punya kegunaan:
     Memperjelas pesan agar tak terlalu verbal
     Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan indera
     Menimbulkan gairah belajar
     Memungkinkan anak belajar mandiri
     Menyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama
Kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton, 1985:
    Penyampaian pesan pembelajaran menjadi lebih terstandar
    Pembelajaran lebih menarik
    Pembelajaran menjadi lebih interaktif
    Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
    Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan,  Dll.




C. KESIMPULAN
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif  Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah Efesien dalam waktu dan tenaga. Dengan media pembelajaran tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan  tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja  Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

SUMBER/BUKU
Prof.Dr. Azhar Arsyad, M.A. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Prees, 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar